Diwawancarai Fox Sports usai balapan, pebalap berasal Solo itu mengaku sudah sangat suka menuntaskan lomba pertamanya dalam karir di F1. Rio pun mengaku happy meski ketika diwawancari, raut mukanya membagikan terdapat unsur kekecewaan.
”senang melihat bendera finish. Cita rasanya sangat baik saat melahap jeda lomba pada kembali sabuk pengaman, pada mana ini merupakan pengalaman yg sangat vital untuk aku . Begitu jua buat tim yang mampu memberi kami data lebih banyak buat menganalisa serta berbagi kendaraan beroda empat,” ucap Rio.
Pebalap 23 tahun itu pun mengungkapkan bahwa dirinya berada di bawah bayang-bayang ”habisnya ban” selama balapan.
”Start cukup baik, dan kami bisa berbaur dengan Sauber dan Renault. Kami (tim Manor) memakai seni manajemen ban yg tidak selaras antara saya dan rekan setim (Pascal Wehrlein). Aku merasakan degradasi ban yang menghambat jalannya balapan,” istilah Rio.
Ya, pada balapan Senin (4/4/2016) dini hari WIB itu, tim Manor Racing menerapkan seni manajemen ban yang tidak sama antara Rio serta Pascal. Rio melakukan dua kali pit stop memakai ban soft serta medium. Ad interim Pascal melakukan 3 kali pit stop gunakan ban soft-medium-soft.
Strategi ini membuat Pascal lebih bisa bersaing dengan pebalap-pebalap lain. Bahkan pada akhir-akhir lomba, pebalap Jerman itu saling mendahului menggunakan Marcus Ericsson dari tim Sauber, sampai akhirnya Wehrlein puas pada posisi ke-13.
Kendati demikian, Rio bertekad melupakan Bahrain. Seri selanjutnya adalah GP China di Shanghai, serta di sana, Rio telah mengenal trek dengan baik. ”Shanghai adalah trek yg saya kenal dengan baik, serta tidak sabar untuk membentuk langkah lain di sana. Banyak yg wajib dipelajari dan pengalaman ini saya harap menghasilkan syarat lebih baik pada China,” ujar Rio.
baca
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.